wah, curhatnya TT dalem banget, sudahlah TT tidak usah patah hati. Mudah-mudahan segera dapat pengganti yang cantik hati & parasnya. juga yang muslimah sejati. Jadikan akhlak sebagai tolak ukur utama dalam mencari belahan jiwa. jangan hanya cantik semata. Manohara memang mencintai TT, kalau tidak dia pasti tidak akan segembira itu ketika mnikah. tetapi sekarang mungkin hatinya sudah tertambat ke pria lain, mungkin masih Ryan Haryanto, si pembalap itu, tetapi bisa juga sudah ganti lagi.. Tetapi ingat TT juga harus memperlakukan istrinya kelak selayaknya, tirulah 'rasulullah pria paling lembut terhadap istrinya. Hargai belahan jiwa anda, karena itulah salah satu jalan menuju ke Surga-Nya.
TT sudah kasi notis..mau balik atau tidak..kalo tidak bye,bye lho..kasihan..ada tuah ditolak tuah..fikirkan masa depan anda 20, 30 tahun lg..ya, artis kalo mau kaya setakat mana sangat..artis2 msia ramai berangan2..itu sebab biar pintar..ini belajar gak mau..org msia awal2 sudah tahu kamu itu bohong..org indon majoritinya baru sedar setelah puas dibodoh2kan simano..betul2 kamu menolak tuah wahai simano..belajar belum seberapa sudah pandai mau tipu orang..lain kali kalo lu mau tipu sama orang, kena belajar betul2 donk..pokoknya mesti pinter!!
Tragedi Si Anak Durhaka (part I) Oleh: Mohamad Sobary Sumber: Kompas, 28 November 2007
Di dalam kebudayaan kita tersimpan kekayaan moral yang melimpah. Kekayaan itu terpelihara dengan baik di dalam masyarakat kita karena kita memiliki sistem dan mekanisme pewarisan nilai-nilai kebudayaan yang hidup dan berkembang melintasi batas-batas abad dan generasi. Menurut rumusan bijak Minangkabau, sistem tersebut tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas.
Sistem pendidikan tradisional kita—yang sebagian besar kita pelihara di dalam kehidupan keluarga di daerah-daerah pedesaan yang masih bersifat komunalistis—secara seimbang ditumpukan pada tiga dimensi sekaligus, yaitu dimensi kognitif, afektif, dan evaluatif. Di sana—pada intinya—kecerdasan otak (dimensi kognitif) dan kecemerlangan jiwa (dimensi afektif) baru ada maknanya apabila keduanya dapat diwujudkan secara nyata di dalam hidup keseharian kita menjadi dimensi evaluatif. Maksudnya, kita tak boleh hanya omong. Kita tak boleh hanya berteori dan berangan-angan.
Kecuali itu, sistem pewarisan nilai-nilai kebudayaan tadi tercermin tidak saja di dalam pendidikan resmi melalui sistem persekolahan, melainkan juga di dalam kehidupan kesenian kita, termasuk unsur seni bela diri.
Di dalam seni ini muatan moral tadi tersirat, tetapi jelas bagaikan tersurat: guru silat masih selalu menyisakan satu dua jurus yang tak diajarkan pada murid buat berjaga-jaga mengatasi bilamana ada murid durhaka yang melakukan pemberontakan melawan guru dan perguruannya.
Seluruh bangsa yang disebut rumpun Melayu paham akan perkara ini. Bangsa China yang besar lebih paham lagi. "Wisdom" dunia seni bela diri yang diangkat dari novel-novel silat menjadi tema heroik di dalam seni perfilman. Maka, muncullah film-film silat dari negeri China yang dahsyat dan juga film silat dari negeri kita sendiri.
Seni mengatur negara, seni sastra dan seni bela diri, di zaman lampau merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan. Negara yang kuat membutuhkan tentara, pesilat-pesilat tangguh, ahli seni di bidang taktik dan strategi politik, dan seniman di bidang sastra yang mendalam dan mahir menuliskan kisah-kisah sang raja dan keluarga bangsawan menjadi kisah memikat hati.
Kalau begitu, sempurnakah kebudayaan kita?
Tidak. Dilihat dari segi munculnya anak durhaka macam Malin Kundang, terbuktilah bahwa ada yang kurang dalam kebudayaan kita.
Namun, dilihat dari ungkapan bijak masa lalu, yang mengatakan "bukan salah bunda mengandung, buruk suratan tangan sendiri" jelas bagi kita bahwa Si Malin Kundang menjadi anak durhaka bukan karena salah kebudayaan. Malin Kundang muncul dalam kebudayaan bukan karena ia pada dasarnya anak salah asuhan.
Oleh karena itu, kebudayaan merasa berhak mengutuknya menjadi batu agar anak durhaka tak dilahirkan kembali oleh proses sosial-ekonomi kapitalistis yang memang angkuh, terlalu percaya diri, tetapi tak cukup tahu diri seperti tetangga kita.
Rumusan moral kita jelas: terkutuklah semua anak durhaka. Dan, kita tak perlu lagi berpayah-payah mengutuk mereka? Kita cukup menjadi orang tua yang bijak, guru yang sabar, dan tak perlu risau menghadapi kedurhakaan anak atau muridnya?
Saya tidak tahu. Namun, saya tak mau menjadi orang tua dan guru seperti itu. Saya harus bertindak. Saya akan selalu memegang pedang untuk mengusir semua anak dari "neraka". Maksudnya, saya akan mencegah anak-anak berbuat durhaka supaya mereka tak harus mengalami tragedi mengenaskan, menjadi batu menangis.
Sikap saya ini terakomodasi dengan baik di dalam ungkapan lama juga: "Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah". Maka, saya pun menyanggah sikap durhaka itu. Tetangga kita itu mengejek kita Indon. Mereka tak tahu bahwa bila Indon itu dicarikan kata lainnya yang serumpun, misalnya Indu; maka kita ini berarti bulan. Dan, bulan itu cantik.
Jadi, kita bukan sekadar truly Asia karena truly Asia pada dasarnya hanya truly Malingsia. Sebaliknya, kita "truly Indu", sungguh-sungguh bulan yang cantik memesona.
Dan, kalau Indon itu makssudnya Indun, maka artinya juga mentereng: sapaan penuh sayang. Sebaliknya, kalau Indon itu Indus, dan bertemu dengan nesos, jadilah Indos nesos, atau Indonesia. Indus artinya air, yaitu lautan-lautan kita yang cantik, biru memesona. Nesos, artinya pulau-pulau, yang sebagian sudah mereka maling.
Ini tindakan durhaka. Kita dulu guru mereka. Ketika agak makmur secara ekonomi, mereka merasa sudah pandai. Padahal, ternyata belum tahu etika bertetangga yang baik. Dalam perkara ini saya heran, mengapa pemerintah dan rakyatnya sama-sama congkak, cingkak, dan angkuh?
Mereka hendak belajar mengelola minyak dan kita bersedia menjadi guru yang baik hati. Mereka minta diajari bikin kantor berita dan kantor berita Antara menjadi guru yang pemurah. Ini semua karena semangat untuk mengajari orang-orang bodoh agar kita bisa menerangi mereka dengan cahaya ilmu.
Akan tetapi, mereka lupa kebaikan kita. Bukan salah bunda mengandung, buruk suratan jelas hasil kecongkakan mereka sendiri. Bangsa apa tetangga kita ini? Karena saya berguru kepada bangsa dan negara Australia, sikap saya kepada mereka sangat hormat. Banyak warga kita yang juga hormat sekali kepada bangsa dan negara Amerika karena mereka berguru di sana. Begitu pula mereka yang belajar di Inggris, di Perancis, Belanda, Rusia, Denmark, Norwegia, dan di negara-negara Eropa lainnya.
Kenapa kita memiliki satu murid saja menjadi murid durhaka? Tak tahukah mereka pesan tersirat dalam dongeng-dongeng moral yang menggambarkan betapa tragis akibat tindakan durhaka?
Tak tahukah mereka, tragedi anak durhaka itu menjadi batu, yang selalu menangis karena menyesal, tetapi sesal itu tak berguna?
Sudah berkali-kali mereka meludahi wajah kita. Namun, pemerintah kita yang sangat bijaksana itu diam saja. Sombonglah terhadap bangsa yang sombong karena melawan kesombongan dengan sikap sombong itu sedekah.
Dan, ke mana pula pemuda-pemuda yang merasa dirinya sudah siap memimpin itu? Mengapa pemimpin bisu terhadap isu-isu internasional yang sangat menginjak harga diri dan martabat bangsa kita? Apa beda mereka dengan orang tua? Dikemanakan jiwa Bung Karno yang heroik dan patriotik?
Jangan biarkan mereka menjadi batu. Selamatkan bangsa Fir’aun itu dengan tongkat Musa di tangan kita agar mereka tak tenggelam ke dalam lautan kesombongan mereka sendiri. Selamatkan mereka, setidaknya Anwar Ibrahim dan keluarganya, agar kita tak dipersalahkan dunia. Anwar dan keluarganya bukan bagian dari pencuri itu. Dan, dia bukan si anak durhaka. (Mohamad Sobary, Budayawan)
hi semwanya apa kabar semoga selalau dalam lindungan nya?hi junus salam kenal MSstreet juga salm kenal and malingsia.comment kalian kasr2 panas and pedas tapi ada juga yang membangun tu tapi kenapa anwar ibrahim pada masuk topic segala.apa kaitan nya dengan manohuruhara???????????
@honey salam kenal juga...disini kita bebas berpendapat...bukan seperti diluaran sana yang salah salah cakap bisa kena rogol. ambil yang positifnya saja. anwar keluarkan statement tentang kes ini sudah lama.mungkin sebulan yang lalu..sudah lama.mungkin cuma inginkan kebenaran.tidak ada maksud politik atau maksud lain saya kira.
thanks junus for you kind answer...junus bahasa melayu rogol itu perkosa hahhahahaha Oop sorry.ya saya tau anwar ibrhim perna di kait kan dengan pembunuhan model mongolia.
kalo bicara tentang ungkapan cinta di zaman sekarang semwa orang pandai.dari anak2 sampai orang tua.tapi di zaman sekarang ungkapan cinta yang tulus dari hati itu jarang terjadi.kebanyakan ungkapan palsu kadang ungkapan aku cinta kamu di bibir nya tapi di hatinya aku cinta harat dan uwang mu wahahhahhahaha
Saya suka kalimat ini, bangsa malon yg sombong ini harus di beri pelajaran agar mereka sadar atas durhaknya:
Ini tindakan durhaka. Kita dulu guru mereka. Ketika agak makmur secara ekonomi, mereka merasa sudah pandai. Padahal, ternyata belum tahu etika bertetangga yang baik. Dalam perkara ini saya heran, mengapa pemerintah dan rakyatnya sama-sama congkak, cingkak, dan angkuh?
Mereka hendak belajar mengelola minyak dan kita bersedia menjadi guru yang baik hati. Mereka minta diajari bikin kantor berita dan kantor berita Antara menjadi guru yang pemurah. Ini semua karena semangat untuk mengajari orang-orang bodoh agar kita bisa menerangi mereka dengan cahaya ilmu.
Tak tahukah mereka, tragedi anak durhaka itu menjadi batu, yang selalu menangis karena menyesal, tetapi sesal itu tak berguna?
Sudah berkali-kali mereka meludahi wajah kita. Namun, pemerintah kita yang sangat bijaksana itu diam saja. Sombonglah terhadap bangsa yang sombong karena melawan kesombongan dengan sikap sombong itu sedekah.
Jangan biarkan mereka menjadi batu. Selamatkan bangsa Fir’aun itu dengan tongkat Musa di tangan kita agar mereka tak tenggelam ke dalam lautan kesombongan mereka sendiri. Selamatkan mereka, setidaknya Anwar Ibrahim dan keluarganya, agar kita tak dipersalahkan dunia. Anwar dan keluarganya bukan bagian dari pencuri itu. Dan, dia bukan si anak durhaka. (Mohamad Sobary, Budayawan)
good morning everyone..hi MRstreet thanks for you kind rply.. dulu saya ada terbaca case model mongolia tu yang di kaitkan dengan anwar ibrhim tak bermaksut langsung nak berbicara masala ini. ape lagi sekarang ni mahkama da membuktikan anwar tu tak bersala that is good..comment2 da banyak melampau la saya rase banyak pulak da keluar dari topic...ape ape pun suka ati kaorang la
@junus @festanada Tak habis2 propaganda 'fitnah fitnah'...semua yg ditulis backing TT fitnah, backing manohara tentang facts yg barangkali memfitnah TT takpa pulak.
Reading the blog from start until today, pembaca tak perasan ke blog owner ni barangkali kenal keluarga diraja ini kalau tidak masakan SMS private mano ke TT pun keluar. Jadi, ini mungkin cerita dalaman. Cerita yg dipaparkan media barangkali superficial dan belum tentu betul.
Berat ler..
And plus lakonan Mano dalam sinetron tidak ubah bagai lakonan kayu, sebab barangkali tidak pernah didera jadi tidak boleh menghayati watak didera.
Tak ada bahan lagi ke?
ReplyDeletewah, curhatnya TT dalem banget, sudahlah TT tidak usah patah hati. Mudah-mudahan segera dapat pengganti yang cantik hati & parasnya. juga yang muslimah sejati. Jadikan akhlak sebagai tolak ukur utama dalam mencari belahan jiwa. jangan hanya cantik semata.
ReplyDeleteManohara memang mencintai TT, kalau tidak dia pasti tidak akan segembira itu ketika mnikah. tetapi sekarang mungkin hatinya sudah tertambat ke pria lain, mungkin masih Ryan Haryanto, si pembalap itu, tetapi bisa juga sudah ganti lagi..
Tetapi ingat TT juga harus memperlakukan istrinya kelak selayaknya, tirulah 'rasulullah pria paling lembut terhadap istrinya. Hargai belahan jiwa anda, karena itulah salah satu jalan menuju ke Surga-Nya.
TT sudah kasi notis..mau balik atau tidak..kalo tidak bye,bye lho..kasihan..ada tuah ditolak tuah..fikirkan masa depan anda 20, 30 tahun lg..ya, artis kalo mau kaya setakat mana sangat..artis2 msia ramai berangan2..itu sebab biar pintar..ini belajar gak mau..org msia awal2 sudah tahu kamu itu bohong..org indon majoritinya baru sedar setelah puas dibodoh2kan simano..betul2 kamu menolak tuah wahai simano..belajar belum seberapa sudah pandai mau tipu orang..lain kali kalo lu mau tipu sama orang, kena belajar betul2 donk..pokoknya mesti pinter!!
ReplyDeleteTragedi Si Anak Durhaka (part I)
ReplyDeleteOleh: Mohamad Sobary
Sumber: Kompas, 28 November 2007
Di dalam kebudayaan kita tersimpan kekayaan moral yang melimpah. Kekayaan itu terpelihara dengan baik di dalam masyarakat kita karena kita memiliki sistem dan mekanisme pewarisan nilai-nilai kebudayaan yang hidup dan berkembang melintasi batas-batas abad dan generasi. Menurut rumusan bijak Minangkabau, sistem tersebut tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas.
Sistem pendidikan tradisional kita—yang sebagian besar kita pelihara di dalam kehidupan keluarga di daerah-daerah pedesaan yang masih bersifat komunalistis—secara seimbang ditumpukan pada tiga dimensi sekaligus, yaitu dimensi kognitif, afektif, dan evaluatif. Di sana—pada intinya—kecerdasan otak (dimensi kognitif) dan kecemerlangan jiwa (dimensi afektif) baru ada maknanya apabila keduanya dapat diwujudkan secara nyata di dalam hidup keseharian kita menjadi dimensi evaluatif. Maksudnya, kita tak boleh hanya omong. Kita tak boleh hanya berteori dan berangan-angan.
Kecuali itu, sistem pewarisan nilai-nilai kebudayaan tadi tercermin tidak saja di dalam pendidikan resmi melalui sistem persekolahan, melainkan juga di dalam kehidupan kesenian kita, termasuk unsur seni bela diri.
Di dalam seni ini muatan moral tadi tersirat, tetapi jelas bagaikan tersurat: guru silat masih selalu menyisakan satu dua jurus yang tak diajarkan pada murid buat berjaga-jaga mengatasi bilamana ada murid durhaka yang melakukan pemberontakan melawan guru dan perguruannya.
Seluruh bangsa yang disebut rumpun Melayu paham akan perkara ini. Bangsa China yang besar lebih paham lagi. "Wisdom" dunia seni bela diri yang diangkat dari novel-novel silat menjadi tema heroik di dalam seni perfilman. Maka, muncullah film-film silat dari negeri China yang dahsyat dan juga film silat dari negeri kita sendiri.
Seni mengatur negara, seni sastra dan seni bela diri, di zaman lampau merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan. Negara yang kuat membutuhkan tentara, pesilat-pesilat tangguh, ahli seni di bidang taktik dan strategi politik, dan seniman di bidang sastra yang mendalam dan mahir menuliskan kisah-kisah sang raja dan keluarga bangsawan menjadi kisah memikat hati.
Kalau begitu, sempurnakah kebudayaan kita?
Tidak. Dilihat dari segi munculnya anak durhaka macam Malin Kundang, terbuktilah bahwa ada yang kurang dalam kebudayaan kita.
Namun, dilihat dari ungkapan bijak masa lalu, yang mengatakan "bukan salah bunda mengandung, buruk suratan tangan sendiri" jelas bagi kita bahwa Si Malin Kundang menjadi anak durhaka bukan karena salah kebudayaan. Malin Kundang muncul dalam kebudayaan bukan karena ia pada dasarnya anak salah asuhan.
Oleh karena itu, kebudayaan merasa berhak mengutuknya menjadi batu agar anak durhaka tak dilahirkan kembali oleh proses sosial-ekonomi kapitalistis yang memang angkuh, terlalu percaya diri, tetapi tak cukup tahu diri seperti tetangga kita.
Part II.
ReplyDeleteRumusan moral kita jelas: terkutuklah semua anak durhaka. Dan, kita tak perlu lagi berpayah-payah mengutuk mereka? Kita cukup menjadi orang tua yang bijak, guru yang sabar, dan tak perlu risau menghadapi kedurhakaan anak atau muridnya?
Saya tidak tahu. Namun, saya tak mau menjadi orang tua dan guru seperti itu. Saya harus bertindak. Saya akan selalu memegang pedang untuk mengusir semua anak dari "neraka". Maksudnya, saya akan mencegah anak-anak berbuat durhaka supaya mereka tak harus mengalami tragedi mengenaskan, menjadi batu menangis.
Sikap saya ini terakomodasi dengan baik di dalam ungkapan lama juga: "Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah". Maka, saya pun menyanggah sikap durhaka itu.
Tetangga kita itu mengejek kita Indon. Mereka tak tahu bahwa bila Indon itu dicarikan kata lainnya yang serumpun, misalnya Indu; maka kita ini berarti bulan. Dan, bulan itu cantik.
Jadi, kita bukan sekadar truly Asia karena truly Asia pada dasarnya hanya truly Malingsia. Sebaliknya, kita "truly Indu", sungguh-sungguh bulan yang cantik memesona.
Dan, kalau Indon itu makssudnya Indun, maka artinya juga mentereng: sapaan penuh sayang. Sebaliknya, kalau Indon itu Indus, dan bertemu dengan nesos, jadilah Indos nesos, atau Indonesia. Indus artinya air, yaitu lautan-lautan kita yang cantik, biru memesona. Nesos, artinya pulau-pulau, yang sebagian sudah mereka maling.
Ini tindakan durhaka. Kita dulu guru mereka. Ketika agak makmur secara ekonomi, mereka merasa sudah pandai. Padahal, ternyata belum tahu etika bertetangga yang baik. Dalam perkara ini saya heran, mengapa pemerintah dan rakyatnya sama-sama congkak, cingkak, dan angkuh?
Mereka hendak belajar mengelola minyak dan kita bersedia menjadi guru yang baik hati. Mereka minta diajari bikin kantor berita dan kantor berita Antara menjadi guru yang pemurah. Ini semua karena semangat untuk mengajari orang-orang bodoh agar kita bisa menerangi mereka dengan cahaya ilmu.
Akan tetapi, mereka lupa kebaikan kita. Bukan salah bunda mengandung, buruk suratan jelas hasil kecongkakan mereka sendiri. Bangsa apa tetangga kita ini? Karena saya berguru kepada bangsa dan negara Australia, sikap saya kepada mereka sangat hormat. Banyak warga kita yang juga hormat sekali kepada bangsa dan negara Amerika karena mereka berguru di sana. Begitu pula mereka yang belajar di Inggris, di Perancis, Belanda, Rusia, Denmark, Norwegia, dan di negara-negara Eropa lainnya.
Kenapa kita memiliki satu murid saja menjadi murid durhaka? Tak tahukah mereka pesan tersirat dalam dongeng-dongeng moral yang menggambarkan betapa tragis akibat tindakan durhaka?
Tak tahukah mereka, tragedi anak durhaka itu menjadi batu, yang selalu menangis karena menyesal, tetapi sesal itu tak berguna?
Sudah berkali-kali mereka meludahi wajah kita. Namun, pemerintah kita yang sangat bijaksana itu diam saja. Sombonglah terhadap bangsa yang sombong karena melawan kesombongan dengan sikap sombong itu sedekah.
Dan, ke mana pula pemuda-pemuda yang merasa dirinya sudah siap memimpin itu? Mengapa pemimpin bisu terhadap isu-isu internasional yang sangat menginjak harga diri dan martabat bangsa kita? Apa beda mereka dengan orang tua? Dikemanakan jiwa Bung Karno yang heroik dan patriotik?
Jangan biarkan mereka menjadi batu. Selamatkan bangsa Fir’aun itu dengan tongkat Musa di tangan kita agar mereka tak tenggelam ke dalam lautan kesombongan mereka sendiri. Selamatkan mereka, setidaknya Anwar Ibrahim dan keluarganya, agar kita tak dipersalahkan dunia. Anwar dan keluarganya bukan bagian dari pencuri itu. Dan, dia bukan si anak durhaka. (Mohamad Sobary, Budayawan)
Wahai Malingsial.. Cakap saja kamu ada 2 kewarganegaraan..
ReplyDeleteCakap saja kamu benci UMNO..
Tp jangan la sampai memecahbelahkan rakyat..
to Love Sense..
Apa ni.. jangan la masukkan isi semacam gitu..
Nampak mengarut la..
Cari isi2 yang lebih mantap..Ok.. peace
Jadi semakin yakin saya kalau lovesense itu sebenarnya adalah tt.
ReplyDeletehi semwanya apa kabar semoga selalau dalam lindungan nya?hi junus salam kenal MSstreet juga salm kenal and malingsia.comment kalian kasr2 panas and pedas tapi ada juga yang membangun tu tapi kenapa anwar ibrahim pada masuk topic segala.apa kaitan nya dengan manohuruhara???????????
ReplyDelete@honey
ReplyDeletesalam kenal juga...disini kita bebas berpendapat...bukan seperti diluaran sana yang salah salah cakap bisa kena rogol.
ambil yang positifnya saja.
anwar keluarkan statement tentang kes ini sudah lama.mungkin sebulan yang lalu..sudah lama.mungkin cuma inginkan kebenaran.tidak ada maksud politik atau maksud lain saya kira.
thanks junus for you kind answer...junus bahasa melayu rogol itu perkosa hahhahahaha Oop sorry.ya saya tau anwar ibrhim perna di kait kan dengan pembunuhan model mongolia.
ReplyDeletekalo bicara tentang ungkapan cinta di zaman sekarang semwa orang pandai.dari anak2 sampai orang tua.tapi di zaman sekarang ungkapan cinta yang tulus dari hati itu jarang terjadi.kebanyakan ungkapan palsu kadang ungkapan aku cinta kamu di bibir nya tapi di hatinya aku cinta harat dan uwang mu wahahhahhahaha
ReplyDeleteSaya suka kalimat ini, bangsa malon yg sombong ini harus di beri pelajaran agar mereka sadar atas durhaknya:
ReplyDeleteIni tindakan durhaka. Kita dulu guru mereka. Ketika agak makmur secara ekonomi, mereka merasa sudah pandai. Padahal, ternyata belum tahu etika bertetangga yang baik. Dalam perkara ini saya heran, mengapa pemerintah dan rakyatnya sama-sama congkak, cingkak, dan angkuh?
Mereka hendak belajar mengelola minyak dan kita bersedia menjadi guru yang baik hati. Mereka minta diajari bikin kantor berita dan kantor berita Antara menjadi guru yang pemurah. Ini semua karena semangat untuk mengajari orang-orang bodoh agar kita bisa menerangi mereka dengan cahaya ilmu.
Tak tahukah mereka, tragedi anak durhaka itu menjadi batu, yang selalu menangis karena menyesal, tetapi sesal itu tak berguna?
Sudah berkali-kali mereka meludahi wajah kita. Namun, pemerintah kita yang sangat bijaksana itu diam saja. Sombonglah terhadap bangsa yang sombong karena melawan kesombongan dengan sikap sombong itu sedekah.
Jangan biarkan mereka menjadi batu. Selamatkan bangsa Fir’aun itu dengan tongkat Musa di tangan kita agar mereka tak tenggelam ke dalam lautan kesombongan mereka sendiri. Selamatkan mereka, setidaknya Anwar Ibrahim dan keluarganya, agar kita tak dipersalahkan dunia. Anwar dan keluarganya bukan bagian dari pencuri itu. Dan, dia bukan si anak durhaka. (Mohamad Sobary, Budayawan)
His..Malingsial ni..Tak abis2 nak cari gaduh..
ReplyDeleteHi Honey.. salam kenal..
Anwar Ibrahim tak terlibat langsung dengan pembunuhan rakyat Monggolia..
Jadi tak usah bertanyakan politik Malaysia..
Sebab orang negara lain tidak perlu berbicara..
Ok la Malingsial.. Apa motif kamu sebenarnya.. Nak buat huru hara kah?
Atau kamu ini peliharaan Hotman?
good morning everyone..hi MRstreet thanks for you kind rply..
ReplyDeletedulu saya ada terbaca case model mongolia tu yang di kaitkan dengan anwar ibrhim tak bermaksut langsung nak berbicara masala ini.
ape lagi sekarang ni mahkama da membuktikan anwar tu tak bersala that is good..comment2 da banyak melampau la saya rase banyak pulak da keluar dari topic...ape ape pun suka ati kaorang la
@junus @festanada Tak habis2 propaganda 'fitnah fitnah'...semua yg ditulis backing TT fitnah, backing manohara tentang facts yg barangkali memfitnah TT takpa pulak.
ReplyDeleteReading the blog from start until today, pembaca tak perasan ke blog owner ni barangkali kenal keluarga diraja ini kalau tidak masakan SMS private mano ke TT pun keluar. Jadi, ini mungkin cerita dalaman. Cerita yg dipaparkan media barangkali superficial dan belum tentu betul.
Berat ler..
And plus lakonan Mano dalam sinetron tidak ubah bagai lakonan kayu, sebab barangkali tidak pernah didera jadi tidak boleh menghayati watak didera.
And...WTF is nyo_nyo or nyo2 from Manohara????
ReplyDelete@raissa :) Ryan Haryanto...that's the guy yg mano had selingkuh/affair with rite?
ReplyDeleteand manohuruhara i like...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteso sweet, but it's all over. gimana seandainya mano tidak menolak hak suami atas dirinya.....
ReplyDeletesee what happen in 2 july..
ReplyDeleteWah apa ini? ga jelas rintihannya.Frelia the Anak SD.Please visit me back^^
ReplyDelete